Selasa, 29 April 2014

SELENDANG dan SONGKET LOMBOK

                                                                      Rp. 150.000


                                                                        Rp. 150.000

                                  
                                                                         Rp.115.000

Sepasang Selendang dan Songket Lombok. Merupakan Selendang dan Kain Songket Lombok yang Digunakan pada saat penyambutan tamu dan
Nyongkolan (Acara perkawinan)

Senin, 28 April 2014

KAIN LOMBOK

                                                                      Rp. 575.000

Kain Lombok Motip Lepang. Motip dan Warnanya sangat Bagus, Kualitasnya bagus asli kain tenun Lombok.

KAIN TENUN LOMBOK

                                                                     Rp. 575.000

Kain Tenun Lombok Motip Bangket. Merupakan  motip khas dari kain tenun lombok,
Bangket sendiri kalo di artikan kebahasaindonesia, artinya Sawah.

SONGKET MOTIP LEPANG

                                                                      Rp. 925.000

Kain Songket Motip Lepang, Terdapat beberapa parisian warna, motipnya yang sangat bagus
dan terjamin kualitasnya bagus.

KAIN SONGKET


                                                                   Rp. 925.000

Kain Songket Motip Lepang.
Lepang kolok di artikan ke bahasa indonesia  artinya Kodok dan Kualitasnya terjamin.

Rabu, 29 Januari 2014

KAIN


Kode : 1

                            Rp. 115.000

KAIN SONGKET DAN SELENDANG KHAS LOMBOK
Kain tenun merupakan ciri khas dari LOMBOK, motipnya bermacam-macam, bagus, dan di jamin BERKUALITAS.
Kain tenun di LOMBOK sudah terkenal di seluruh wilayah INDONESIA, dengan ciri khsnya dan cara pembuatannya yang masih TRADISONAL.

Senin, 27 Januari 2014

ASAL USUL KAIN TENUN

ASAL USUL KAIN TENUN - Dari berbagai wilyah di indonesia kain tenun mempunyai masing-masing sejarah yang berbeda. berikut ini kami akan memaparkan asal usul KAIN TENUN di berbagai wilayah Indonesia. Berbagai penemuan sejarah menunjukan bahwa kain tenun lurik telah ada di jawa sejak zaman pra sejarah. Ini terbukti pada Prasasti peninggalan kerajaan Mataram (851-882 M) yang menunjukkan adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga Jawa Timur tahun 1033 yang menyebutkan bahwa kain tuluh watu adalah salah atu nama kain lurik. Dan juga pemakaian selendang pada arca terracotta asal Trowulan di Jawa Timur dari abad 15 M menunjukkan penggunaan kain lurik pada masa itu. Adanya tenun di pulau Jawa diperkuat dengan pemakaian tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di pulau Jawa.
Daerah persebaran Lurik adalah di Yogyakarta, Solo dan Tuban. Lurik berasal dari bahasa Jawa kuno lorek yang berarti lajur atau garis, belang dapat pula berarti corak. Pada dasarnya lurik memiliki 3 motif dasar, yaitu:
1) motif lajuran dengan corak garis-garis panjang searah sehelai kain,
2) motif pakan malang yang memiliki garis-garis searah lebar kain,
3) motif cacahan adalah lurik dengan corak kecil-kecil.

Pada jaman dahulu, kain lurik ditenun menggunakan benang katun yang dipintal dengan tangan dan ditenun menjadi selembar kain dengan alat yang disebut Gedog, alat ini menghasilkan kain dengan lebar 60cm saja. Seiring dengan perkembangan jaman, kain lurik mulai diproduksi menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang lebih modern dan dapat menghasilkan kain dengan lebar 150cm. Proses pemintalan kain katun sudah dilakukan secara modern, yaitu menggunakan mesin. Salah satu inti yang membuat sebuah kain disebut sebagai kain lurik adalah penggunaan benang katun, sehingga menghasilkan tekstur yang khas pada kain ini. Sehingga sebuah kain bermotif lurik yang dipintal dari benang polyester, tidak dapat disebut sebagai kain lurik, karena teksturnya yang berbeda dengan kain lurik yang terbuat dari katun.
Karena teksturnya yang khas dan kekuatan kain ini, penggunaan kain lurik tidak terbatas untuk pemakaian sehari-hari seperti pakaian dan kain gendong namun juga digunakan untuk perlengkapan interior. Yang menyenangkan dari kain lurik adalah, meskipun ketika masih baru teksturnya sangat kasar dan kaku, namun ketika telah digunakan beberapa lama, teksturnya berubah menjadi lebih lembut tapi tidak berkurang kekuatannya.
Pada awalnya, kain lurik hanya dibuat dalam dua warna saja, yaitu hitam dan putih dengan corak garis atau kotak, namun kini banyak terdapat kain lurik dengan beragam warna, seperti biru, merah, kuning, coklat dan hijau. Yang membedakan tiap motif adalah susunan warnanya, misalnya 3 warna merah, 4 warna biru dengan bahan dasar hitam. Masing-masing komposisi warna dan garis pada kain lurik memiliki makna tertentu. Seperti  kain lurik gedog madu, yang digunakan pada upacara mitoni atau siraman; kemudian ada lagi kain lurik motif lasem yang digunakan untuk perlengkapan pengantin pada jaman dahulu.
 sumber:http://ikaherlina.wordpress.com/2012/12/21/asal-mula-kain-tenun/comment-page-1/#comment-3